Yehezkiel 21:14-17
Konteks21:14 Dan engkau anak manusia, bernubuatlah dan tepuklah tanganmu, u biarlah pedang itu menjadi dua kali lipat, tiga kali lipat. Itu pedang pembunuh, pedang untuk pembunuhan besar-besaran, yang berkeliling v menghabiskan mereka. 21:15 Supaya hati mereka hancur w dan yang jatuh berebahan bertambah-tambah di tiap pintu gerbang mereka, Aku memerintahkan penumpahan darah dengan pedang itu. Aduh, pedang itu dibuat menyamai petir dan digosok untuk menumpahkan darah. x 21:16 Pancung yang di kanan dan di kiri, ke mana saja matamu menetak. 21:17 Dan Aku juga akan bertepuk tangan y dan hati-Ku yang panas z menjadi tenang kembali. Aku, TUHAN, yang mengatakannya. a "
Bilangan 24:10
KonteksYesaya 58:1
KonteksYeremia 9:1
Konteks9:1 Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata 2 , j maka siang malam aku akan menangisi k orang-orang puteri bangsaku l yang terbunuh!
Yeremia 9:10
Konteks9:10 Menangis dan merintihlah karena gunung-gunung, dan merataplah karena padang rumput di gurun, g sebab semuanya sudah tandus sampai tidak ada orang yang melintasinya, dan orang tidak mendengar lagi suara ternak; baik burung-burung di udara h maupun binatang-binatang, semuanya telah lari dan sudah lenyap.
[58:1] 1 Full Life : SERUKANLAH KUAT-KUAT.
Nas : Yes 58:1
Nabi Yesaya dengan nyaring mengecam dosa umat itu bagaikan bunyi sangkakala yang amat nyaring; pelanggaran dan kemunafikan umat Allah harus disingkapkan. Jikalau utusan Allah lalai menunjukkan dosa-dosa umat-Nya, mereka tidak setia kepada panggilan Allah.
[9:1] 2 Full Life : MATAKU JADI PANCURAN AIR MATA.
Nas : Yer 9:1-26
Yeremia terus mengungkapkan kepedihannya atas umat Allah yang memberontak serta penolakan mereka untuk bertobat dan dengannya lolos dari kemusnahan yang akan datang. Ia ingin menangis, tetapi kesedihannya terlalu dalam untuk air mata. Teriakan tentang kutukan, tuduhan bersalah, dan peringatan tentang hukuman yang tidak terelakkan diselang-selingi sepanjang pasal ini. Yeremia sering kali disebut "nabi yang menangis" (bd. Yer 14:17), ia menangis siang dan malam untuk umat yang terlalu keras hati sehingga tidak menyadari dekatnya malapetaka mereka; karena perasaan sedih yang amat hebat, secara tradisional Yeremia dianggap penulis kitab Ratapan
(lih. Pendahuluan kitab Ratapan).